Selasa, 10 April 2012

Digital Printing dan Evolusinya

Selama lebih dari seperempat abad, perkembangan digital printing dari tahun ke tahun memiliki perjalanan yang menarik untuk diketahui. Seperti apa evolusi digital printing dalam industri percetakan, berikut runutannya.

1985, kemunculan digital printing ditandai dengan kehadiran office laser printer yang mampu menghasilkan cetak teks dan grafis berkualitas. Salah satu diantaranya adalah Apple LaserWriter, sebuah mesin cetak laser PostScript. Kemudian HP mengeluarkan printer laser jet, yang menggunakan mesin yang sama dengan Canon dan LaserWriter tapi dengan bahasa page description yang berbeda, PCL. Laser printer menjadi tanda resmi kedatangan digital printing selama beberapa tahun berikutnya.

1985 – 1990, Adobe, yang berdiri sejak tahun 1982, meningkatkan software graphis untuk Macintosh dengan Photoshop dan Illustrator. PageMaker dan Quark Express kemudian mengawali revolusi desktop publishing. Sistem berbasis PostScript ini memungkinkan pengguna Mac berkompetisi antar biro desain grafis.

Awal 1990-an, mesin cetak Canon CLC 500 yang merupakan laser printer berkualitas tinggi dengan interface computer diperkenalkan secara luas di Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa perusahaan pihak ketiga mengembangkan interface tersebut sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik lagi, terutama bagi pengguna Mac, yang juga mampu menghemat biaya digital printing secara dramatis. Pada masa itu mulailah timbul persaingan antara usaha percetakan tradisional dan digital printing.


1991, mesin cetak Xerox Docutech yang hanya bisa mencetaka hitam putih tapi berkecepatan tinggi laku keras di pasara. Hal ini meredefinisikan bisnis percetakan di masa itu. Untuk pertama kalinya cetak manual bisa ditransfer ke versi digital printing.

1995, Windows NT 3.51 diperkenalkan. Ini pertama kalinya sistem operasi Microsoft memiliki dukungan substantive pada AppleTalk, LPR dan SMB Printing. Jaringa digital printing pun menjadi mudah.

Pertengahan 1995, Xerox Majestik menawarkan kualitas gambar dan warna yang bisa dibandingkan dengan mesin cetak Canon CLC, yang membuat pasar laser printing menjadi kompetitif.

1999, Xerox DocuColor 1250 hadir dengan hasil kualitas warna dan gambar yang lebih baik di mana mesin cetak mampu bekerja dengan kecepatan 12 ppm. Kemudian disusul Xerox DocuColor 4040 yang mampu bekerja dengan kecepatan 40 ppm tinta warna.

Akhir 1990-an, Ricoh, Konica Minolta dan vendor mesin cetak lainnya sama-sama meluncurkan printer warna laser dengan harga lebih murah yang semakin meningkatkan kompetisi antara Canon dan Xerox.

Perkembangan digital printing dari masa ke masa semakin memaksa percetakan tradisional menyingkir dari industri percetakan. Tapi sekarang ini, sejak ada kebijakan Managed Print Service, kehadiran digital printing menjadi perhatian besar terkait isu lingkungan hidup melalui kampanye tidak menggunakan kertas dan mengurangi penggunaan tinta printer. Meski demikian, dunia fotografi dan seni rupa masih sangat membutuhkan digital printing.

Sumber: http://www.papercut.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar