Isu kenaikan harga BBM premium dan pembatasan penggunaannya sudah pasti memberatkan pengguna bahan bakar tersebut. Tapi apakah lantas memengaruhi bisnis rental car? Mengingat jenis mobil yang ditawarkan rental car biasanya mobil-mobil yang mengkonsumsi bensin jenis premium.
Lumrah bila pengusaha rental car mengeluhkan kebijakan BBM yang membatasi penggunaannya. Tapi mereka ini justru menunjukkan sikap optimis bahkan tidak khawatir kondisi tersebut akan memengaruhi bisnis mereka. Seperti yang diakui Direktur PT Prospek Transindo Utama, Yosafat Saputro, yang menyebut omzet bisnis rental car tak bakal runtuh akibat kebijakan tersebut. Sebaliknya, justru ada potensi, khususnya untuk segmen perusahaan, pasti tidak akan beli mobil baru namun memilih menyewa guna efisiensi. Makanya bisnis sewa mobil ini masih menjanjikan sehingga tidak heran bila mereka menambah armada mobil yang disewakan karena target mereka sudah merembet ke kebutuhan korporat, tidak hanya individual.
Data Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) menunjukkan bahwa pasar rental kendaraan bermotor terus berkembang sehingga pangsa pasar bisnis ini menjadi besar. Pertumbuhan bisnis penyewaan transportasi untuk pemain skala besar tahun ini bisa mencapai 6%-7%, sedangkan pengusaha skala UKM bisa mencapai 10%-20%. Yosafat menambahkan bahwa dengan perhitungan kasar data yang sudah berjalan, potensi pasar rental car sekitar 20% dari produksi tahunan mobil selama lima tahun terakhir. Dengan demikian jumlahnya akan menembus angka 140.000 unit mobil rental nasional. Dari jumlah ini hampir sebagian besar diisi pasar perusahaan yaitu hingga 96%. Selain perusahaan, sektor lain yang sangat membantu perkembangan bisnis rental mobil adalah sektor pertambangan, perkebunan, perbankan, consumer goods serta pariwisata. Jadi siapa bilang bisnis rental car bakal sepi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar